Profil Desa Klepusanggar

Ketahui informasi secara rinci Desa Klepusanggar mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Klepusanggar

Tentang Kami

Profil Desa Klepusanggar, Sruweng, Kebumen. Mengupas tuntas potensi pertanian di lahan yang terbatas, geliat sosial kemasyarakatan yang dinamis, serta tantangan dan upaya pembangunan di desa terkecil yang dilintasi jalur kereta api lintas selatan Jawa.

  • Wilayah Terkecil dengan Lokasi Strategis

    Merupakan desa dengan luas wilayah terkecil di Kecamatan Sruweng, namun memiliki lokasi yang strategis karena dilintasi oleh jalur kereta api lintas selatan Jawa.

  • Ketahanan Pertanian di Lahan Terbatas

    Masyarakatnya secara gigih mengoptimalkan lahan pertanian yang sempit untuk menjaga ketahanan pangan lokal, didukung oleh organisasi Gapoktan yang aktif.

  • Fokus pada Pembangunan Sosial dan Kesehatan

    Menunjukkan komitmen tinggi dalam program-program sosial kemasyarakatan, terbukti dengan keberhasilan menjadi salah satu desa percontohan "Zero Stunting" dan pembentukan Kampung KB.

XM Broker

Desa Klepusanggar, sebuah wilayah administratif di Kecamatan Sruweng, Kabupaten Kebumen, menampilkan potret desa yang unik karena karakteristik geografis dan dinamika sosialnya. Meskipun tercatat sebagai desa dengan luas wilayah terkecil di kecamatannya, Klepusanggar menunjukkan semangat pembangunan yang gigih, terutama dalam bidang sosial kemasyarakatan dan pertanian. Posisinya yang strategis karena dilintasi jalur vital kereta api lintas selatan Jawa memberikan tantangan sekaligus peluang tersendiri bagi pertumbuhan dan kesejahteraan warganya.

Geografi dan Demografi: Potret Desa Terkecil

Secara geografis, Desa Klepusanggar terletak di bagian barat-tengah Kecamatan Sruweng. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kebumen, desa ini memiliki luas wilayah hanya 72 hektar atau sekitar 1,65% dari total luas Kecamatan Sruweng, menjadikannya desa terkecil secara definitif. Topografi wilayahnya relatif datar, dengan sebagian besar lahan dimanfaatkan untuk persawahan dan pemukiman penduduk.Keunikan lanskap desa ini ditandai dengan adanya jalur rel kereta api lintas selatan Jawa yang membelah wilayahnya. Keberadaan jalur transportasi vital ini secara langsung memengaruhi tata ruang, aksesibilitas dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat sehari-hari.Berdasarkan data kependudukan terakhir, Desa Klepusanggar dihuni oleh sekitar 1.249 jiwa. Dengan luas wilayah yang terbatas, maka tingkat kepadatan penduduknya mencapai 1.734 jiwa per kilometer persegi. Populasi ini tersebar di tiga dusun utama, yaitu Dusun Karangreja, Dusun Karangtengah, dan Dusun Karanganom. Pusat pemerintahan desa, termasuk balai desa, berlokasi di Dusun Karangtengah.Secara administratif, Desa Klepusanggar berbatasan langsung dengan beberapa desa lain. Di sebelah utara berbatasan dengan Desa Sidoagung, di selatan dengan Desa Karangjambu, di timur dengan Desa Sruweng, dan di sebelah barat berbatasan langsung dengan Desa Trikarso.

Pemerintahan dan Tata Kelola Desa

Roda pemerintahan di Desa Klepusanggar berjalan di bawah kepemimpinan seorang Kepala Desa yang dibantu oleh jajaran perangkat desa. Visi utama pemerintah desa, seperti yang tercantum dalam laman resminya, ialah "Terbangunnya tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih serta mewujudkan pemerataan pembangunan bagi masyarakat Desa Klepusanggar." Visi ini menjadi pedoman dalam setiap perencanaan dan implementasi program pembangunan yang didanai dari berbagai sumber, termasuk Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD).Pemerintah desa menunjukkan transparansi dalam pengelolaan anggaran dengan mempublikasikan Laporan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) kepada masyarakat. Program-program yang dijalankan mencakup lima bidang utama: penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, pemberdayaan masyarakat, serta penanggulangan bencana dan keadaan darurat. Sinergi antara pemerintah desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), dan lembaga kemasyarakatan desa menjadi kunci dalam menjalankan tata kelola yang partisipatif.

Ekonomi Desa: Pertanian sebagai Tulang Punggung Utama

Meskipun memiliki lahan yang sangat terbatas, sektor pertanian tetap menjadi tulang punggung utama perekonomian Desa Klepusanggar. Para petani di desa ini secara gigih mengolah lahan sawah yang ada untuk menanam padi dan tanaman pangan lainnya guna memenuhi kebutuhan hidup dan menjaga ketahanan pangan lokal.Untuk mengoptimalkan potensi pertanian ini, para petani tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) "Sanggar Martani". Organisasi ini menjadi wadah penting bagi para petani untuk berkoordinasi, mendapatkan penyuluhan, mengakses bantuan pemerintah, dan meningkatkan efektivitas program pemberdayaan. Secara rutin, Gapoktan ini melakukan reorganisasi untuk memperkuat struktur dan memastikan program-programnya berjalan dengan baik, sebagaimana yang dilaksanakan pada pertengahan Agustus 2025 lalu.Selain pertanian tanaman pangan, sebagian kecil masyarakat juga mengembangkan usaha di sektor lain seperti perdagangan skala kecil dan jasa, memanfaatkan akses yang relatif mudah ke pusat kecamatan. Namun belum ada industri rumahan atau UMKM spesifik yang menjadi produk unggulan utama dari desa ini.

Dinamika Sosial dan Pembangunan Kemasyarakatan

Salah satu keunggulan menonjol dari Desa Klepusanggar terletak pada dinamika sosial dan komitmennya terhadap pembangunan kemasyarakatan, khususnya di bidang kesehatan. Desa ini berhasil mencatatkan prestasi sebagai salah satu desa "Zero Stunting", sebuah pencapaian signifikan yang menunjukkan keberhasilan program gizi dan kesehatan bagi ibu dan anak.Keberhasilan ini tidak lepas dari peran aktif Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dan kesadaran masyarakat yang tinggi akan pentingnya kesehatan balita. Program ini menjadi bukti bahwa dengan fokus dan kerja keras, keterbatasan sumber daya alam dapat diatasi dengan investasi pada sumber daya manusia.Selain itu, pada tahun 2017, Desa Klepusanggar dicanangkan sebagai lokasi Kampung Keluarga Berencana (Kampung KB) "Bahagia". Program yang digagas oleh BKKBN ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di tingkat desa melalui program kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga. Berkat program ini, lingkungan yang sebelumnya dianggap kurang tertata, terutama di sekitar bantaran rel kereta api, berhasil ditata menjadi lebih rapi dan indah, menunjukkan adanya peningkatan kualitas lingkungan hidup dan sosial.

Tantangan dan Prospek Masa Depan

Sebagai desa terkecil, tantangan utama yang dihadapi Desa Klepusanggar ialah keterbatasan lahan untuk pengembangan ekonomi dan pemukiman di masa depan. Ketergantungan yang tinggi pada sektor pertanian menjadi rentan terhadap perubahan iklim dan fluktuasi harga pasar. Oleh karena itu, diversifikasi ekonomi menjadi sebuah keniscayaan.Kerentanan terhadap bencana alam seperti banjir juga menjadi perhatian, seperti yang pernah terjadi pada akhir tahun 2024 ketika jembatan penghubung antara Desa Klepusanggar dan Desa Tanggeran putus akibat terjangan banjir. Hal ini menunjukkan pentingnya pembangunan infrastruktur yang tangguh dan sistem mitigasi bencana yang andal.Meskipun demikian, prospek masa depan Desa Klepusanggar tetap terbuka. Keberhasilan dalam program "Zero Stunting" dan Kampung KB menjadi modal sosial yang sangat berharga. Semangat gotong royong dan kesadaran masyarakat yang tinggi terhadap isu-isu sosial dan kesehatan dapat menjadi fondasi untuk program-program pemberdayaan lainnya. Potensi pengembangan ekonomi di sektor jasa dan perdagangan, dengan memanfaatkan posisi strategis di jalur kereta api, perlu dijajaki lebih lanjut.Sebagai kesimpulan, Desa Klepusanggar adalah contoh bagaimana sebuah komunitas dapat mengoptimalkan potensi yang ada di tengah keterbatasan. Dengan fokus pada pembangunan sumber daya manusia dan penguatan modal sosial, desa ini menunjukkan bahwa luas wilayah bukanlah satu-satunya penentu kemajuan. Semangat untuk terus membangun dan berbenah menjadi kunci bagi Desa Klepusanggar untuk mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh warganya.